Hidup peuh manfaat

kunci sukses itu syukur dan sabar

   Bismillahirrahmanirrahim.,,

   Hidup manusia berbeda-beda tapi semua punya satu kata yang sama yaitu "sukses", sukses sangat diimpikan oleh semua manusia namun batasan tentang seberapa berhasil kah seseorang bisa dikatakan sebagai manusia yang sukses sangatlah beragam. Namun sebagai manusia kita tidak boleh menyerah karena keadaan, kita harus terus berjuang dan terus berusaha untuk mewujudkan kesuksesan yang diimpikan dan sedang diperjuangkan.

 

  Sukses si A dan si B itu berbeda yang patut kita cermati adalah seberapa besar nilai dan manfaat yang dihasilkan oleh kesuksesan seseorang. karena Islam pun telah memberikan gambaran tentang kesuksesan yaitu "sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya" buat apa kita sukses jika kesuksesan tersebut hanya untuk dirinya.namun kesuksesan yang sejati dan hakiki adalah kesuksesan yang bisa membuat bahagia baik bagi dirinya maupun orang lain.

  Pada intinya kesuksesan itu tidak bisa dinilai dengan uang,rupa,kedudukan,prestasi, dll. Namun kesuksesan itu yang paling penting adalah kebahagiaan yang bisa dirasakan bersama.Lagi-lagi Islam telah memberikan suatu jalan menuju kesuksesan dan jalan yang pertama adalah dengan do'a, do'a yang sering kita lantunkan dan sering kita lupakan maknanya adalah "Robbana atina fi dunia hasanah wa fil akhiroti hasanah..........." ya tuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan(kebahagiaan) di dunia dan kebaikan(kebahagiaan) di akhirat.

  Untuk menuju kebahagiaan/kesuksesan itu Islam pun memberikan dua resep/ dua kunci yaitu: syukur dan sabar. Syukur atas apa yang ada,yang sudah diraih dan Sabar atas apa yang belum ada / yang belum tercapai. Masih banyak diantara kita yang lupa akan arti dan makna syukur dan masih banyak pula yang belum disyukuri, begitu juga sabar. Sabar dengan segala cobaan dan ujian hidup akan membuat kita merasa bahagia meskipun dalam keadaan sempit.

  Oleh karena itu jika kita ingin sukses bersyukurlah atas anugerah yang telah Allah berikan, dan bersabarlah atas apa yang belum diberikan.